Rabu, 29 April 2009

VISI DAN MISI TUBAN

Rakom Memiliki Visi Misi Sendiri..!!

”…. Mereka belum mahir teknik pemrograman, segmentasi, format radio, ’anounching skill, penulisan naskah, penataan musik, dan operasional perangkat. Tetapi, misi-misi penting sudah dibebankan ke Rakom. Untuk terdengar mumpuni saja masih sulit, bagaimana mungkin siaran bermuatan misi mampu menjadi virus perubahan?” (Errol Jonathans dalam Majalah Gong Edisi 93)

Kalimat diatas adalah penggalan dari artikel berjudul ”Rakom Berbeban Misi” pada Majalah Gong Edisi 93, Agustus 2007 lalu, yang ditulis oleh Errol Jonathans, Direktur Operasional Suara Surabaya Media. Dalam tulisannya itu, Errol menganggap bahwa banyaknya misi yang di tujukan kepada radio komunitas (rakom) tidak seimbang dengan kondisi rakom pada umumnya. Salah satunya tidak ditunjang dengan skill Sumber Daya Manusia (SDM), yang dapat memenuhi misi atau target yang ada. Alih-alih membuat perubahan, Errol menyimpulkan bahwa hal itu malah akan menjadi beban bagi para pengelola rakom sendiri.
Menanggapi pernyataan Errol Jonathans tersebut, saya selaku orang yang juga akhir-akhir ini terlibat dan menelusuri rakom, khususnya yang ada di Kab. Bandung, yakni Rakom Pass FM dan Rakom yang ada di Kabupaten Tuban, yakni si FM, menganggap bahwa apa yang dikatakan penulis artikel tersebut tidaklah sepenuhnya benar. Paling tidak, sejauh pemantauan saya, Rakom Pass FM dan si FM bisa dijadikan pengecualian dalam hal ini. Bahwa skill dalam hal teknik pemrograman, segmentasi, format radio, anounching skill (skill penyiar), penulisan naskah, penataan musik, dan operasional perangkat, sesungguhnya bukan hal utama dibandingkan semangat dan kekompakan para pengelolanya didalam menjalankan misi-misinya secara ikhlas dan tanpa pamrih.

Saya kemudian menilai, bahwa tuntutan atas skill dan profesionalisme dalam pengelolaan maupun kualitas siaran yang ’katanya’ harus mengacu pada standar baku, seperti yang dimiliki radio umum (profesional/swasta), tidaklah harus menjadi tuntutan untuk rakom. Maka, bukanlah sebuah kemutlakan bagi penyiar di rakom untuk mengkuti gaya siaran penyiar radio swasta. Ataupun, tidaklah wajib bagi rakom untuk mengacu pada radio swasta dalam pembuatan ataupun penataan program siarannya. Karena, dengan mengandalkan skill (kemampuan) alami para penyiarnya yang bisa jadi beraneka ragam, sesuai dengan karakter tiap orangnya, justru ini malah menjadi kekuatan tersendiri bagi rakom. Kekuatan yang sekaligus menjadi ciri khas rakom yang membedakan rakom dengan radio atau media lainnya (komersil) yang cenderung seragam.